Kegiatan
berbahasa berlangsung secara mekanistik dan mentalistik, artinya kegiatan
berbahasa berkaitan dengan proses atau kegiatan mental (otak) manusia sehingga
studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara linguistik
dan psikologi yang lazim disebut psikolinguistik. Obyek psikolinguistik adalah
bahasa yakni bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam
gejala jiwa dan ruang lingkup psikolinguistik yakni bahasa dilihat dari aspek –
aspek psikologi dan sejauh yang dapat dipikirkan oleh manusia.
Sebagai alat
interaksi verbal, bahasa dapat dikaji secara internal dan eksternal. Secara
internal kajian dilakukan terhadap struktur internal bahasa itu, mulai dari
struktur fonologi, morfologi, sintaksis, sampai stuktur wacana. Kajian secara
eksternal berkaitan dengan hubungan bahasa itu dengan faktor-faktor atau hal
yang ada diluar bahasa seperti sosial, psikologi, etnis, seni, dan sebagainya.
Dewasa ini
tuntutan kebutuhan dalam kehidupan telah menyebabkan perlunya dilakukan kajian
bersama antara dua disiplin ilmu atau lebih. Kajian antara disiplin ini
diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan dalam kehidupan manusia yang
semakin kompleks.
Pembelajaran
bahasa, sebagai salah satu masalah komplek manusia, selain berkenaan dengan
masalah bahasa, juga berkenaan dengan masalah kegiatan berbahasa. Sedangkan
kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung mekanistik, tetapi juga
berlangsung secara mentalistik, artinya kegiatan berbahasa itu berkaitan juga
dalam proses atau kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya
dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi
antardisiplin antara linguistik dan psikologi. Inilah yang lazim disebut dengan
psikolinguistik (Chaer, 2003:1).
Setiap manusia
memiliki pikiran dan perasaan. Dari perasaan maka akan timbul emosi. Emosi dapat
berupa perwujudan rasa sayang, gembira, marah, dan benci. Emosi-emosi dapat merangsang pikiran baru, khayalan
baru, dan tingkah laku baru. Kadang-kadang mudah untuk melihat hubungan antara perasaan
dan tingkah laku. Arti yang kita berikan kepada emosi itu dapat mengarahkan
kita kepada tingkah laku tertentu. Makin hebat emosi, makin sukar untuk membuat
keputusan apakah kita akan mengungkapkannya dan bagaimana cara
mengungkapkannya. Terkadang bahasa juga dapat menunjukkan gejala emosional yang sedang
dialami oleh pengujar. Suatu ungkapan dalam ujaran dapat menunjukkan suatu
gejala emosional. Hal itu dapat dilihat dari konteks dan ungkapan yang
digunakan dalam berujar.
GEJALA-GEJALA EMOSIONAL AKIBAT INTERAKSI
Reviewed by Hendi Widyatmoko
on
3/15/2019 01:40:00 PM
Rating:

Tidak ada komentar: