STAY WITH US

Header Ads

test

Business

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI TENTANG KARYA SASTRA (NOVEL) JAWA




A.    Judul
KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK NOVEL NOPEMBER ABANG KARYA SUPARTO BRATA

B.     Latar Belakang Masalah
Sastra sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di kehidupan manusia. Bersamaan dengan perkembangan manusia dan kebudayaannya, sastra juga berkembang menurut situasi dan kreasi manusianya (Endraswara, 2008: 11). Perkembangan sastra tersebut dapat dilihat dari segi isi maupun bentuk. Karya sastra dipandang sebagai karya yang memiliki nilai estetis dan mencerminkan suatu kebudayaan masyarakat pada saat karya sastra diciptakan.
Karya sastra merupakan karya imajinatif yang memiliki hubungan di luar karya sastra. Karya sastra diciptakan oleh seorang pengarang yang juga merupakan bagian dari masyarakat. Seorang pengarang dalam menciptakan suatu karya sastra mengambil ide dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan hidupnya. Faktor sejarah dan lingkungan mempengaruhi dalam penciptaan suatu karya sastra yang diciptakan oleh seorang pengarang. Begitu juga dalam penciptaan novel Nopember Abang.
Novel Nopember Abang sebagai karya imajiner merupakan karya fiksi yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati setiap permasalahan yang ada dengan sungguh-sungguh kemudian diungkapkan kembali melalui suatu karya sastra berupa karya fiksi yang sesuai dengan pandangan dunia pengarangnya.
Suprapto Brata merupakan salah satu sastrawan berbahasa Jawa dan juga Indonesia. Lelaki kelahiran Surabaya, 23 Februari 1932 ini terhitung produktif menerbitkan buku fiksi berbahasa Jawa. Awalnya Suparto Brata menulis fiksi dengan bahasa Indonesia yang dimuat di Majalah Garuda, 25 Oktober 1953 dengan cerpen “Miss Rika di Angkasa”. Suparto Brata memulai menulis sastra Jawanya dari tulisan-tulisannya di Majalah Panjebar Semangat, Surabaya. Majalah berbahasa Jawa ini juga memberinya anugerah saat sayembara penulisan Cerita bersambung pada tahun 1959. Cerita bersambung itu kemudian dibukukan dalam bentuk novel yang berjudul Lara Lapane Kaum Republik. Novel ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Suparto sendiri menjadi Kaum Republik.. Dalam menulis, acap kali ia menggunakan nama samaran, di antaranya Peni dan Eling Jatmiko. Berkat kegigihannya, ia pernah mendapat penghargaan Hadiah Sastera Rancagé tiga kali. Novel dan kumpulan cerpen Jawa yang pernah ia tulis di antaranya: Tanpa Tlacak, Emprit Abuntut Bedhug, Kadurakanig Kidul Dringu, Katresnan kang Angker, Asmarani, Pethite Nyai Blorong, Nyawa 28, Tretes Tintrim, Lara Lapane Kaum Republik, Sanja Sangu Trembela, Lintang Panjer Sore, Jaring Kalamangga, Kamar Sandi, Garuda Putih, Nglacak Ilange Sedulur Ipe, Ngingu Kutuk ing Suwakan, Donyane Wong Culika, Lelakone Si lan Man (http://id.wikipedia.org/wiki/Suparto_Brata, Rabu, 17 Desember 2011 jam 02.05).
Pada tahun 1965, Suparto Brata menulis novel yang berjudul Nopember Abang. Novel berbahasa Jawa Nopember Abang. Novel berbahasa Jawa Nopember Abang tersebut menceritakan perlawanan rakyat Surabaya dalam pertempuran heroik pada tanggal 10 November 1945. Novel Nopember Abang karya Suprapto Brata pertama kali diterbitkan di majalah Jaya Baya tanggal 7 September – 16 Oktober 1965 (http://supartobrata.com/?p=471, Rabu 17 Desember 2011 jam 02.14).
Permasalahan yang terdapat dalam novel Nopember Abang sangatlah kompleks. Suparto Brata sebagai pengarang novel tersebut berusaha memasukkan gagasan-gagasannya mengenai berbagai macam permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain masalah sosial dan masalah politik. Selain itu, Suparto Brata juga memasukkan gagasannya mengenai sejarah bangsa Indonesia pada saat terjadinya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Gagasan-gagasan Suparto Brata tampak dalam unsur-unsur fiksi yang digambarkan dalam novel Nopember Abang.
Suparto Brata menampilkan pandangan dunianya yang berupa permasalahan dan gagasan-gagasannya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya dalam novel Nopember Abang. Selain itu, novel Nopember Abang mencerminkan pandangan dunia pengarang sekaligus mencerminkan pandangan masyarakat yang bersifat umum dan general dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Adanya hubungan antara struktur novel dengan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi pada realitas sosial pada masa perjuangan bangsa Indonesia menjadikan daya tarik untuk mengangkat novel Nopember Abang sebagai bahan penelitian. Penelitian ini akan menghasilkan informasi secara jelas tentang hubungan antara pandangan dunia pengarang sekaligus pandangan masyarakat sekitar dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pertempuran 10 November di Surabaya. Selain itu, novel tersebut menarik diteliti karena sebelumnya belum pernah diteliti dengan menggunakan pendekatan penelitian strukturalisme genetik.


C.    Fokus Masalah
Penelitian tentang strukturalisme genetik pada novel Nopember Abang karangan Suparto Brata pada:
1.      Bagaimanakah struktur intrinksik yang berupa fakta cerita yaitu tokoh, alur, latar, dan tema kaitannya dengan strukturalisme genetik yang terdapat dalam novel Nopember Abang.
2.      Bagaimanakah latar belakang sejarah atau peristiwa sosial masyarakat Indonesia yang mengkondisikan lahirnya novel Nopember Abang?
3.      Bagaimanakah hubungan genetik antara struktur intrinsik yang berupa fakta cerita novel dengan pandangan dunia pengarang dalam novel Nopember Abang.

D.    Tujuan
Tujuan penelitian tentang strukturalisme genetik pada Nopember Abang karya Suparto Brata:
1.      Mendeskripsikan struktur intrinsik berupa fakta cerita yaitu tokoh, alur, latar, dan tema yang terdapat dalam novel Nopember Abang.
2.      Mendeskripsikan latar belakang sejarah atau peristiwa sosial masyarakat Indonesia yang mengkondisikan lahirnya novel Nopember Abang.
3.      Mendeskripsikan hubungan genetis antara struktur intrinsik yang berupa fakta cerita novel dengan pandangan dunia pengarang dalam novel Nopember Abang.

E.     Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian tentang strukturalisme genetik pada novel Nopember Abang karya Suparto Brata.
1.      Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memberikan penjelasan mengenai teori strukturalisme genetik, latar sejarah atau peristiwa sosial masyarakat Indonesia yang mengkondisikan lahirnya novel Nopember Abang,  dan hubungan antara unsur intrinsik dengan pandangan dunia pegarang dalam novel Nopember Abang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kritik terhadap suatu karya sastra Jawa, khususnya dengan teori strukturalisme genetik yang dikembangkan oleh Lucien Goldmann. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian lainnya.

2.      Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sastra, pengajar sastra, dan pembaca sastra.
a.       Bagi peneliti sastra, penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai pendorong atau stimulus untuk melakukan penelitian tentang sastra yang berpijak pada teori strukturalisme genetik dengan sasaran penelitian yang berbeda.
b.      Bagi pengajar sastra, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkenalkan metode strukturalisme genetik beserta penerapannya kepada anak didik sebagai salah satu alternatif untuk memahami karya sastra.
c.       Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan daya apresiasi pembaca sastra untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara pengarang dan pembaca sastra, terutama membantu pembaca menempatkan novel Nopember Abang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat novel dibuat atau lahir.

F.     Acuan Teori
1.      Deskripsi Teori
a.      Pengertian Sastra
Menurut Teeuw (1984: 23)
b.      Strukturalisme Genetik
Pendekatan strukturalisme genetik dicetuskan oleh seorang pelopor kritikus modern dari Perancis, Lucien-Goldmann (Faruk, 1999: 12). Ia mempercayai bahwa karya sastra merupakan suatu struktur, namun struktur tersebut bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan.
Endraswara (2003: 57) menyatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikannya. Dengan kata lain karya sastra itu mempunyai asal-usulnya (genetic) di dalam proses sejarah suatu masyarakat (Teeuw, 1992: 153). Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, pada prinsipnya strukturalisme genetik menitikberatkan pada unsur genetik, asal-usul karya sastra dengan memperhatikan unsur sosiologis dan unsur historis yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut dengan tetap mempertahankan unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
Nurgiyantoro (1998: 4) menjelaskan bahwa sebuah novel menawarkan sebuah dunia, yakni dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajiner. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah novel dibangun oleh struktur intrinsik yang ada dalam imajinasi pengarang.
Berbicara mengenai kehadiran unsur intrinsik yang membangun sebuah novel, terciptanya novel juga tidak dapat dipisahkan dari unsur ekstrinsik yang melatarbelakangi penciptaan novel tersebut, sehingga antara unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang padu dalam melahirkan sebuah novel. Hal ini didukung dengan pendapat Goldmann (melalui Faruk, 1999: 19) yang menjelaskan bahwa teori strukturalisme genetik menyatukan analisis struktural dengan materialisme historis dan dialektik. Ia beranggapan bahwa karya sastra harus dipahami sebagai totalitas yang bermakna, sebab unsur yang membentuk suatu teks mengandung arti bila dapat memberikan suatu lukisan lengkap dan padu tentang makna keseluruhan karya tersebut. Sebagai suatau totalitas, karya sastra dapat dikatakan sebagai suatau keutuhan yang hidup dan dapat dipahami lewat penafsirannya.
Struktur intrinsik sebuah novel terdiri atas fakta cerita, sarana cerita, dan tema (Stanton melalui Nurgiyantoro, 1998: 25). Unsur intrinsik disusun untuk membangun sebuah karya fiksi. Dalam penelitian strukturalisme genetik, kajian struktur intrinsik difokuskan pada fakta cerita meliputi tokoh, latar, alur, dan juga tema. Selanjutnya akan dijelaskan secara teoritis mengenai fakta cerita dan tema dalam kaitannya dengan penelitian strukturalisme genetik yaitu sebagai berikut.
a)      Fakta Cerita: Tokoh
Menurut pandangan strukturalisme genetik, struktur karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia subjek kolektif tertentu dalam bentuk semesta imajiner yang berupa tokoh-tokoh dalam hubungannya dengan tokoh lainnya dan objek-objek di sekitarnya (Faruk, 1999: 17). Dari penjelasan tersebut, nampak jelas bahwa unsur tokoh (penokohan) penting untuk menguraikan karya sastra dengan strukturalisme genetik. Melalui tokoh-tokoh dalam novel dapat diketahui pandangan dunia pengarang dan kelompok sosialnya. Pandangan dunia itu dapat dilihat atau terekspresikan melalui karakter, perilaku, dan gagasan-gagasan atau aspirasi-aspirasi tokoh-tokoh dalam novel dengan masalah-masalah yang dihadapinya.
Tokoh cerita (penokohan) adalah orang (orang-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 1998:165). Oleh karena itu, dalam penelitian strukturalisme genetik, tokoh merupakan bagian yang terpenting yang mampu mengevoasi pandangan dunia pengarang.
Dalam kaitannya dengan strukturalisme genetik, penokohannya lebih terfokus pada tokoh yang bermasalah (hero problematic) yang dihadapkan dengan kondisi sosial yang memburuk sehingga tokoh tersebut berusaha mendapatkan nilai-nilai otentik. Hal tersebut didukung oleh penjelasan Goldmann (melalui Faruk, 1999: 18) yang membatasi penyelidikannya pada novel yang dikatakan mempunyai tokoh bermasalah (hero problematic) yang berhadapan dengan kondisi sosial yang memburuk dan berusaha mendapatkan nilai yang sahih.

b)      Fakta Cerita: Alur
Dari sebuah alur tercermin perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan (Nurgiyantoro, 1998: 14). Dengan kata lain, alur merupakan sebuah peristiwa atau tingkah laku kehidupan manusia yang menagandung unsur konflik yang saling terkait dan menarik untuk diceritakan.
Dalam kaitan alur dengan tokoh, Nurgiyantoro (1998: 182) menjelaskan bahwa pada hakekatnya alur adalah apa yang terjadi dan dialami oleh tokoh. Alur merupakan penyajian secara linier tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tokoh, maka pemahaman terhadap sebuah cerita dapat ditentukan oleh alur.
Dalam penelitian strukturalisme genetik, kehadiran alur diarahkan dalam rangka memperjelas keberadaan tokoh dalam sebuah cerita. Melalui kehadiran alur akan tercermin perjalanan tokoh hero problematik dalam berfikir, bertindak, dan bersikap dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, sehingga dari kehadiran alur tersebut dapat membantu pengarang dalam menyampaikan pandangan dunianya melalui tokoh heroproblematik yang diciptakan.

c)      Fakta Cerita: Latar
Sayuti (2000: 126) menjelaskan bahwa latar merupakan eleman fiksi yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Jadi, dlam sebuah latar terdapat penggambaran tempat atau ruang yang dapat diamati, waktu yang dapat merujuk pada hitungan hari, musim, tahun, atau babakan sejarah.
Dalam kaitannya dengan penelitian strukturalisme genetik, kehadiran latar dalam novel berpengaruh terhadap keberadaan tokoh heroproblematik. Melalui pelukisan latar pula dapat membantu menunjukkan kapan dan di mana kejadian-kejadian yang dialami oleh tokoh heroproblematik.

d)      Tema
Tema adalah makna cerita, dasar cerita, gagasan dasar umum yang fundamental (Sayuti, 2000: 187). Gagasan dasar umum inilah yang kemudian diperjuangkan oleh pengarang dalam dan melalui karya sastra. Jadi, tema dapat ditemui dalam suatu cerita secara keseluruhan dan bukan sebagian dari suatu cerita yang dipisahkan. Tema dapat berupa pengalaman yang dialami dan dirasakan pengarang.

c.       Biografi dan Pandangan Dunia Pengarang
Penjelasan tentang kepribadian dan kehidupan pengarang dapat membantu dalam menganalisis sebuah novel (Wellek dan Wareen, 1995: 82). Pendapat tersebut mengandung arti penyebab utama lahirnya sebuah novel adalah penciptanya sendiri yaitu si pengarang.
Penulisan biografi yang berupa dokumen, surat, laporan saksi mata, dan ingatan pengarang perlu dipertimbangkan oleh seorang peneliti (Wellek dan Wareen, 1995: 83). Unsur biografi pengarang digunakan dalam penelitian strukturalisme genetik untuk mencari informasi seputar kepengarangan yang terkait dengan pandangan dunia pengarang.
Pradopo (1999: 1) menjelaskan bahwa karya sastra merupakan luapan atau penjelmaan perasaan dan pengalaman pengarang. Pengarang menempatkan dunianya agar tercapai keseimbangan yang lebih baik antara subjek dan lingkungannya. Oleh karena itu, pengarang sebagai individu dalam karya sastra berperan sebagai juru bicara kelas sosialnya yang ditentukan oleh kelas social tempat ia menjadi bagian dalam suatu system kemasyarakatan, sebab novel yang besar melalui daya khayal pengarangnya adalah suatu penafsiran kembali personalan-persoalan masyarakat, termasuk sejarah dan pengalaman sosiial manusa dalam lingkungan zamannya (Hardjana, 1985: 80).
Danomo (1979: 42) menjelaskan pandangan dunia merupakan ekspresi teoritis dari suatu kelas sosial tertentu pada saat bersejarah dan periode tertentu. Sebagai anggota masyarakat, pengarang mempunyai pandangan dunia yang hamper sama dengan kelompoknya, ketika ia menyuarakan pendangan dunianya melalui karya sastra yang diciptakannya. Hal ini berarti pengarang mewakili pandangan dunia kelompok sosialnya.

d.      Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Heryanto melalui Suharyanti (2003: 32) menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat kapitalis sekarang, kelas menengah diidentifikasikan sebagai kaum terpelajar kota yang bergelar, bekerja sebagai professional, manager ahli, atau tokoh-tokoh intelektual yang terikat dalam suatu lembaga formal. Ia juga menambahkan bahwa kelas menengah merupakan kelas atas yang belum dominan, yang beroperasi secara produktif dengan mengandalkan pengetahuan mutakhir dan ketrampilan canggih. Modal budaya manusiawi, serta modal simbolik atau asset organisasi dijadikan modal atau asety eksploita mereka yang utama.
Karya sastra tercipta karena adanya kesadaran kelompok atau kelas sosial tertentu dalam masyarakat, sehingga antara karya sastra dengan masyarakat tempat terciptanya karya sastra tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam masyarakat dikenal adanya kelas-kelas sosial yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria seperti pendidikan, ekonomi, keturunan, dan status sosial lainnya.

2.      Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan yang menggunakan tinjauan serupa dengan penelitian novel Nopember Abang yang akan dilakukan melalui kajian Strukturalisme Genetik dalam karya sastra yaitu penelitian yang dilakukan oleh Desiana Sinta Wardani yang berjudul kajian Strukturalisme Genetik Novel Dom Sumurup ing Banyu dengan hasil penelitian sebagai berikut.
a.         Fakta cerita dan tema kaitannya dengan strukturalisme genetik dalam novel Dom Sumurup ing Banyu yang terdiri atas tokoh, alur, dan latar yang menggambarkan relaitas kondisi sosial dan politik pada masa pasca Perjanjian Renville. Novel Dom Sumurup ing Banyu memberikan gambaran keadaan rakyat yang tertindas dengan menyajikan latar perpolitikkan dan kondisi sosial bangsa Indonesia. Kehadiran fakta cerita dan tema membantu pengarang dalam menyampaikan pandangan dunianya melalui tokoh hero problematik yang diciptakan.
b.         Pandangan dunia yang terdapat dalam novel Dom Sumurup ing Banyu yaitu (1) kepedulian terhadap konflik politik dan kondisi sosial bangsa Indonesia pada masa pemberontakan PKI di Madiun pasca Perjanjian Renville pada tahun 1948, (2) Kepedulian terhadap kehidupan Jugun Ianfu yang memperjuangkan hak. Pandangan tersebut merupakan reaksi Suparto Brata terhadap kondisi sosial di sekitarnya.
c.         Hubungan genetik antara struktur novel Dom Sumurup ing Banyu yang berupa fakta cerita serta tema dan pandangan dunia pengarang tentang kondisi sosial historis bangsa Indonesia tampak melalui alur serta penggambaran latar yang dialami oleh tokoh. Perjuangan tokoh hero problematik dalam memperjuangkan nilai-nilai otentik merupakan perjuangan Suparto Brata dan kelompok sosialnya yang berada di tengah-tengah kondisi sosial yang tergradasi yang mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan. Nilai otentik yang diperjuangkan pengarang yaitu berupa kemerdekaan yang hakiki bagi setiap manusia baik kemerdekaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial maupun kemerdekaan suatu bangsa.

G.    Metodologi Penelitian
1.      Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stukturalisme genetik. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (melalui Moleong, 1989: 3) diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini nantinya akan menghasilkan data deskriptif tentang unsur intrinsik yang menyangkut fakta cerita dan tema yang terdapat dalam novel Nopember Abang. Selain itu, juga mendeskripsikan struktur ekstrinsik yang berupa kondisi sosial dan historis bangsa Indonesia pada tahun 1945 yang melatarbelakangi terciptanya novel Nopember Abang.

2.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Nopember Abang karya Suparto Brata. Novel Nopember Abang mempunyai tebal 56 halaman. Selain data tersebut, dalam penelitian ini juga memerlukan data yang berupa pandangan dunia pengarang dan kelompok sosialnya. Data diperoleh dari biografi pengarang sebagai bagian dari masyarakat. Dengan demikian diperlukan pula buku-buku maupun artikel pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Buku-buku maupun artikel tersebut dipandang sebagai sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan.

3.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah teknik baca-catat dan observasi kepustakaan. Teknik baca-catat adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara membaca suatu teks atau literatur secara cermat dan teliti, kemudian hal-hal yang dipandang penting dicatat dengan mengelompokkannya dalam tabel. Dalam penelitian ini teknik tersebut dipergunakan untuk mencatat data-data deskripsi verbal mengenai unsur-unsur intrinsik yang berupa fakta cerita yaitu tokoh, alur, latar, dan tema dari hasil pembacaan novel Nopember Abang.
Teknik baca-catat ini juga dipergunakan dalam mendeskripsikan struktur novel Nopember Abang yang dikaitkan dengan kondisi sosial dan politik bangsa Indonesia yang turut mengkondisikan novel saat diciptakan oleh pengarang. Selanjutnya lewat penafsiran peneliti, pandangan dunia yang terdapat dalam novel Nopember Abang disejajarkan dengan pandangan dunia Suparto Brata sebagai pengarang dan sebagai bagian dari masyarakat.
Teknik observasi kepustakaan adalah teknik yang dipergunakan untuk mencari, menemukan, dan menelaah berbagai buku (kepustakaan) sebagai sumber tertulis yang menyatakan kondisi eksternal yang menyebabkan lahirnya novel Nopember Abang.

4.      Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul data. Peneliti berperan sebagai perencana,  pelaksana, pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian.

5.      Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas diperlukan dalam suatu penelitan sastra. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian strukturalisme genetik, sehingga pengukuran validitas dan reliabilitas tidak menggunakan perhitungan statistik. Uji validitas dalam penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan validitas semantis yang mengukur dengan melihat seberapa jauh tingkat kesensitifan suatu teknik terhadap makna-makna yang relevan sesuai dengan konteks yang dianalisis.
Uji reabilitas dilakukan dengan intrarater dan interrater. Reabilitas intrarater, yaitu cara membaca dan meneliti pengamatan dan pembacaan berulang-ulang agar diperoleh data dengan hasil yang tidak berubah. Reabilitas interrater yaitu dengan cara mendiskusikan dengan teman sejawat, selanjutnya data-data yanag ditemukan dan inferensi yang dibuat dikonsultasikan dengan pakar yang ahli yaitu Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II.

6.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dialektika strukturalisme genetik. Teknik dialektika strukturalisme genetik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam peneltian sastra untuk mengungkapkan genetik atau asal-usul yang berupa pandangan dunia pengarang melalui struktur intrinsik yang membangun karya sastra tersebut dengan tetap memperhatikan struktur ekstrinsik yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra tersebut. Dengan penjelasan tersebut, maka dalam  penelitian yang akan dilakukan terhadap novel Nopember Abang nanti akan dikaji dengan melihat unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Nopember Abang dengan tetap memperhatikan struktur ekstrinsik yang melatarbelakangi lahirnya novel, sehingga dapat diketahui kesesuaian antara struktur intrinsik dengan kondisi sosial historis jamannya.
Data yang telah diperoleh lewat pencatatan data, selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan kategori yang telah ditentukan kemudian ditafsirkan maknanya dengan cara menghubungkan antara data dengan konteksnya. Dengan demikian, akan diperoleh gambaran struktur dalam hubungannya dengan pandangan dunia pengarang.
Teknik tersebut dikonkretkan dengan metode strukturalisme genetik Goldmann sebagai berikut:
a.         Mendeskripsikan struktur intrinsik novel Nopember Abang berdasarkan data yang dicatat dan melakukan kategorisasi dalam tabel.
b.         Memahami struktur sosial historis yang melatarbelakangi lahirnya novel Nopember Abang.
c.         Mengkaji riwayat hidup dan tulisan pengarang sehingga diperoleh pandangan dunia pengarang. Hal itu dilakukan untuk memperoleh kesesuaian antara pandangan dunia yang terdapat dalam novel Nopember Abang dengan pandangan dunia pengarang.

H.    Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penyusunan Proposal




















2
Perijian




















3
Pengumpulan data dengan cara baca-catat dan studi kepustakaan




















5
Dokumentasi




















6
Analisis Data




















7
Penyusunan Skripsi




















8
Ujian dan Revisi























I.       Daftar Pustaka

Damono, Supardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra Epistimologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatata
_________. 2008. Pengantar Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Sewon Press
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Postmodernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Hardjono, Andre. 1985. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia
Junus, Umar. 1983. Dari Peristiwa ke Imajinasi Wajah Sastra dan Budaya Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Pradopo, Rahmat Djoko. 1999. Beberapa teori Sastra, Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media
Suharyanti, E. 2003. Penokohan Novel Supernova karya Dee (Kajian Strukturalisme Genetik). Skripsi S1. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Wellek Rene, dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan (edisi V: terjemahan Molani Budianta). Jakarta: PT Gramedia
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI TENTANG KARYA SASTRA (NOVEL) JAWA CONTOH PROPOSAL SKRIPSI TENTANG KARYA SASTRA (NOVEL) JAWA Reviewed by Hendi Widyatmoko on 3/19/2019 08:42:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.