PERANAN KESENIAN WAYANG KULIT DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti "bayangan". Jika ditinjau dari arti filsafatnya "wayang" dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dalam jiwa manusia, seperti angkara murka, kebajikan, serakah dan lain-lain.
Wayang sebagai sebuah hiburan yang sehat bagi masyarakat, karena disamping sebagai tontonan juga sebagai tuntunan. Tepat sekali jika wayang digunakan media penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Dalam pagelaran wayang kulit banyak sekali ajaran-ajaran atau tuntunan-tuntunan hidup bagi manusia sekarang ini yang bisa diambil sebagai pedoman atau pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Dengan adanya pementasan kesenian wayang kulit di suatu daerah, maka masyarakat bisa lebih berani untuk mengkritisi sesuatu dan memberi saran dengan bahasa yang tidak akan menyinggung perasaan dan malah kadang dengan bahasa yang dapat diterima dengan baik dengan seorang dalang wayang kulit sebagai medianya. Hal-hal yang dikritisi itu biasanya menyangkut pemerintah desa, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Biasanya hal yang dikritisi adalah bagaimana perjalanan pemerintahan yang sudah dilalui dan memberikan saran agar nantinya pemerintahan selanjutnya bisa lebih baik.
Sebagai contoh adalah dengan pementasan wayang kulit di daerah Gunungkidul, maka dengan bahasa yang dapat diterima semua orang seorang dalang menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah baik dalam menjalankan pemerintahan Cuma masih ada daerah terpencil yang tertinggal dalam hal pembangunan daerah. Seperti pembangunan jalan sebagai akses transportasi. Dan juga memberikan kritik kepada pemerintah pusat bahwasanya masih banyak anggota yang seharusnya menjadi wakil rakyat, tetapi malah makan dengan uang yang diperoleh dari korupsi uangnya rakyat.
Kesenian wayang juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat dalam bidang poa pikir dan tingkah laku. Ini bisa dikatakan karena dalam kesenian wayang kulit banyak sekali tuntunan yang diajarkan bagi manusia. Ini akan merubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat menuju pola pikir dan tingkah laku yang baik. Sebagai contoh dalam cerita pewayangan bejudul “Burisrawa Ggugur”, yang menceritakan bagaimana seorang Raden Sencaki sangat sombong karena telah bisa mengalahkan Raden Burisrawa, tetapi kemudian Raden Sencaki sangat malu setelah mengetahui Raden Burisrawa bisa dikalahkan karena tangan Raden Burisrawa telah terkena panah Kyai Pasopati milik Raden Janaka. Ini bisa mengajarkan kepada masyarakat agar jangan pernah sombong dan murka atas apa yang diperolehnya.
Pagelaran wayang kulit juga memberikan kontribusi pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi. Karena adanya pementasan wayang kulit di suatu daerah, maka akan ada pedagang-pedagang yang datang dari dalam daerah maupun luar daerah. Mereka bertujuan untuk mengais rejeki dengan berjualan sesuatu. Selain itu, karena pementasan wayang ini tidak gratis maka pementasan wayang akan memberikan perannya sendiri bagi dalang dan para penabuh gamelan sebagai mata pencaharian.
Tapi selain peran wayang kulit dalam pemberdayaan masyarakat yang telah disebutkan di jelaskan di atas, ada hal yang lebih utama yaitu dengan adanya dan berkembangnya kesenian wayang kulit baik itu di daerah yang memang berbasis untuk perkembangan kesenian wayang kulit maupun daerah luar diharapkan masyarakat bisa hidup lebih baik dan madani, baik dari segi ekonomi, budaya, politik, maupun sosial. Kesenian wayang kulit merupakan kesenian yang sangat berperan dalam memberikan kontribusi dalam hal pemberdayaan masyarakat. Kesenian wayang kulit juga merupakan sarana untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya tentang aspek kehidupan yang telah terjadi dan memberikan pencerahan atau nasihat bagaimana seharusnya agar bisa lebih baik. Tentunya denngan bahasa penyampaian yang bisa diterima oleh semua orang tanpa menyinggung perasaan dan dihubungkan dengan lakon yang diceritakan oleh sang dalang. Jadi dalam pementasan wayang kulit banyak sekali peran yang diberikan baik dalam hal pemberian informasi kepada masyarakat maupun dalam memberikan nasihat atau dan tuntunan kepada masyarakat dan pemerintah.
Melalui pentas kesenian tradisional, wayang kulit, selain menjadi wahana dalam memberikan informasi publik maupun tontonan diharapkan pula mampu menjembatani dalam rangka optimalisasi asset lokal sebagai media informasi, juga diharapkan informasi publik yang disampaikan kepada masyarakat akan lebih mampu dicerna untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta berusaha, sehingga pemberdayaan masyarakat dapat tercapai. Diharapkan pula melalui kesenian tradisional seperti ini mampu menjadi salah satu media informasi untuk mengantisipasi dampak krisis global terhadap masyarakat.
Baca Juga
Posting Komentar
Posting Komentar