-->

Iklan Billboard 970x250

Kumpulan Pengertian Bermain Konstruktif Menurut Ahli

Iklan 728x90

Kumpulan Pengertian Bermain Konstruktif Menurut Ahli



1. Menurut Hurlock (1988 : 330) 
Bermain konstruktif adalah permainan dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan tujuan bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperoleh dari membuatnya. Anak-anak membutuhkan alat permainan konstruksi dan peralatan bermain bentuk yang telah dipersiapkan sebelumnya. Di sekolah taman kanak-kanak hendaknya memberi kebebasan aktivitas kepada anak untuk mengekspresikan dirinya melalui visualisasi dan imajinasinya seperti; bermain balok atau lego kegiatan menggambar, menempel,  bermain mainan berunsur bongkar pasang, bermain lilin (play dough), bermain puzzle, ular tangga/monopoli/catur, mazes (mencari jejak), dan  menuangkan ide, memadukan warna, menunjukkan bagian-bagian berdasarkan fungsinya, serta menunjukkan kreasi menjadi sebuah bangunan. 

2. Menurut Vygotsky (Mukhtar Latif, Zukhairina, Rita Zubaidah, & Muhammad Affandi, 2013: 78)
Bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Vygotsky menjelaskan ketika anak bermain akan menemukan pengetahuan dalam dunia sosialnya, kemudian menjadi bagian dari perkembangan kognitifnya, sehingga bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak untuk memecahkan masalah. Bermain juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas sesorang yang mengandung rasa senang tanpa adanya paksaan, serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir.   

3. Menurut Sujiono (2010: 144) 
Bermain konstruktif adalah cara bermain yang bersifat membangun, membina, memperbaiki, dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk bertujuan bermanfaat, melainkan ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuatnya. Konstruktif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bahwasanya anak-anak membuat bentuk-bentuk dengan balok-balok, pasir, lumpur, tanah liat, manik-manik, cat, pasta, gunting dan krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dari layar bioskop atau televisi. Pada saat berakhirnya masa kanak-kanak, sering anak-anak yang menambahkan kreativitasnya ke dalam bentuk-bentuk konstruksi yang dibuat berdasarkan pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menurut pendapat Hurlock (2005) 
Bermain konstruktif adalah bentuk bermain dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuat. Manfaat dari bermain konstruktif adalah dapat melatih kerja sama anak dengan orang lain dan juga dapat mempererat hubungan anak dengan teman atau orang tua mereka. Sehingga bermain konstruktif sendiri merupakan salah satu tahapan dari bermain kognitif.

5. Menurut pendapat Sheridan dalam Musfiroh (2009: 14)
Anak telah mampu bermain konstruktif dengan balok-balokan, papan besar, puzzle, dan lego. 


Daftar Pustaka :

Hurlock, Elizabeth B. 1988. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
_____. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Media Group. 
Musfiroh, Tadkiroatun. 2009. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.
Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis kecerdasan Jamak. Jakarta: PT.Indeks.


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar

Iklan-iklan

loading...