1.
Tingkat
Tutur Ngoko (Ragam Ngoko)
Yang
dimaksud dengnan ragam ngoko adalah bentuk unggah-ungguh bahasa jawa yang
berintikan ngoko, atau yang menjadi unsur inti di dalam ragam ngoko adalah
ngoko bukan yang lain. Afiks yang muncul dalam ragam ini pun semuanya berbentuk
ngoko (misalnya, afiks di-, -e, dan –ake). Ragam ngoko dapat digunakan oleh
mereka yang sudah akrab dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih tinggi status
sosialnya daripada lawan bicara (mitra wicara). Ragam ngoko mempunyai dua
bentuk variaitu ngoko lugu dan ngoko alus.
a. Ngoko Lugu
Semua
kosakatanya berbentuk ngoko dan netral tanpa terselip krama, krama inggil, atau
krama andhap, baik untuk orang pertama, kedua, maupun ketiga.
b. Ngoko Alus
Yang
dimaksud dengan ngoko alus adalah bentuk unggah-ungguh yang di dalamnya bukan
hanya terdiri atas ngoko dan netral saja, melainkan juga terdiri atas krama
inggil, krama andhap, atau krama yang muncul di dalam ragam ini sebenarnya
hanya digunakan untuk menghormati mitra wicara.
2.
Tingkat
Tutur Krama(Ragam Krama)
Yang
dimaksud dengan ragam krama adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang
berintikan krama, atau yang menjadi unsur inti di dalam ragam krama adalah
krama bukan yang lain. Afiks yang muncul dalam ragam ini pun semuanya berbentuk
krama (misalnya, afiks dipun-, -ipun, dan –aken). Ragam krama digunakan oleh
mereka yang belum akrab dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih rendah status
sosialnya daripada lawan bicara. Ragam krama mempunyai dua bentuk varian, yaitu
krama lugu dan krama alus.
a. Krama Lugu
Secara
semantis ragam krama lugu dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ragam krama
yang kadar kehalusannya rendah. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan ngoko
alus, ragam krama lugu tetap menunjukkan kadar kehalusan.
b. Krama Alus
Yang
dimaksud dengan krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua
kosakatanya terdiri atas krama dan dapat ditambah dengan krama inggil atau
krama andhap. Meskipun begitu, yang menjadi inti dalam ragam ini hanyalah yang
berbentuk krama. Leksikon madya dan leksikon ngoko tidak pernah muncul di dalam
tingkat tutur ini. Selain itu, krama inggil atau krama andhap –secara
konsisten- selalu digunakan untuk penghormatan terhadap mitra wicara.
Secara semantis ragam krama
alus dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ragam krama yang kadar kehalusannya tinggi
1. Tuladha ukara basa krama alus
:
-
Mbah kakung midhangetaken siyaran ringgit wacucal
-
Pakdhe tindak dhateng Tawangmangu nitih bis
- Ibu
saweg dhahar sekul goreng
-
Simbah saweg sare
2. Tuladha ukara basa ngoko alus
:
-
Mbah kakung midhangetaken siyaran wayang kulit
-
Pakdhe tindak neng Tawangmangu numpak bis
-
Eyang lagi dhahar sega goreng
-
Simbah lagi sare
3. Tuladha ukara basa krama lugu
:
-
Mbah kakung mirengaken siyaran wayang kulit
-
Pakdhe kesah dhateng Tawangmangu nitih bis
-
Yanti saweg nedha sekul goreng
-
Simbah saweg tilem
4. Tuladha ukara basa ngoko lugu
:
-
Mbah kakung ngrungokake siyaran wayang kulit
-
Pakdhe lunga neng Tawangmangu numpak bis
- Aku
lagi mangan sega goreng
TINGKATAN BAHASA JAWA
Reviewed by Hendi Widyatmoko
on
10/15/2019 02:55:00 PM
Rating:

Tidak ada komentar: